Selasa, 17 November 2009

Perkembangan instalansi pendidikan khususnya disekolah-sekolah yang masih menggunakan perangkat lunak tidak berlisensi

Bangsa Indonesia adalah salah satu dari banyak bangsa besar di dunia. Peranannya dalam dunia telah terdengar sejak awal zaman kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Peran aktifnya dalam bidang politik dunia, hingga penguasaan teknologi informasi yang tidak kalah hebatnya dengan negara berbasis teknologi seperti Jepang.
Berbicara tentang teknologi informasi, bidang ini cukup banyak diminati oleh orang Indonesia, khususnya bagi remaja menengah ke atas. Banyak sekolah-sekolah dari tingkatan SD hingga SMA yang mulai mempunyai Laboratorium Komputer sendiri, sehingga masyarakat Indonesia mudah dalam mengenal lebih dalam lagi komputer tersebut.
Namun sejak ditandanganinya MoU antara Pemerintah Indonesia dan Pihak Microsoft yang disertai pencanangan IGOS (Indonesia Go Open Source) oleh 5 Menteri pada tahun 2004 yang lalu, membuat para penikmat software bajakan agak sedikit terganggu. Pasalnya, sejak saat itu pemerintah mulai menggalakan kampanye anti pembajakan. Lebih dari itu, pemerintah juga sedang giat-giatnya melakukan razia komputer ke warnet-warnet dan rumah-rumah untuk memastikan tidak ada lagi software bajakan, khususnya software yang diproduksi oleh Microsoft, yang digunakan.
Tetapi masih banyak Instansi pendidikan SD hingga SMA yang notabenenya masih menggunakan software (perangkat lunak) bajakan. Ini di karenakan di setiap instansi pendidikan biasanya pihak sekolah tidak mengetahui dan atau tidak peduli terhadap perangkat lunak yang dipakai. Selain itu keberadaan perangkat lunak bajakan dapat kita temui di trotoar pinggir jalan raya yang memberi anggapan kepada mereka bahwa perangkat lunak yang dibeli tanpa lisensi bukan perbuatan melanggar hukum.
Kebiasaan ini menimbulkan masalah cukup besar terhadap perilaku siswa dalam hal penggunaan perangkat lunak yang mereka pakai sampai mereka dewasa, perangkat lunak yang mereka beli yang seharusnya berlisensi melainkan tidak yang berlisensi.
Karena kebiasaan menggunakan perangkat lunak tidak berlisensi, akhirnya masyarakat banyak yang lebih baik membeli perangkat lunak tidak berlisensi dari pada mendapatkan perangkat lunak berlisensi yang harus mengeluarkan uang banyak untuk membelinya. Dengan cara menyalin dari teman, atau mencari penjual yang menjual perangkat lunak tidak berlisensi, meskipun harus kejar-kejaran dengan polisi. Selain itu, di benak masyarakat sudah tidak ada saling menghargai terhadap hasil pekerjaan orang lain dan ini bisa berimbas mereka menganggap remeh orang lain di masyarakat.
Bagaimana solusinya yang baik bagi instalansi pendidikan khususnya disekolah-sekolah untuk dapat menggunakan perangkat lunak yang berlisensi dan harganya pun terjangkau?
Salah satu cara yang dianggap paling relevan untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan menggunakan OSS untuk Kegiatan Belajar Mengajar mata pelajaran komputer di instansi pendidikan SD hingga SMA. Sekarang ini telah tersedia banyak OSS. OSS yang paling banyak dipergunakan dan dikembangkan sampai saat ini adalah Linux.
Instansi pendidikan khususnya sekolah SD hingga SMA yang Memakai Linux dalam Mata Pelajaran Komputer banyak memiliki keuntungan, yaitu seperti :

>Linux bersifat free sehingga diharapkan mampu menekan biaya yang tinggi dari
pengadaanperangkat komputer, khususnya perangkat lunak.

>Kestabilan dan kehandalannya serta relatif bebas virus komputer, boleh jadi
kekuatan dan keunggulannya selama ini. Dengan kekuatan dan keunggulannya ini
diharapkan mampu menekan biaya perawatan dan pemeliharaan perangkat di komputer,
khusunya perangkat lunak, serta mampu memperlancar KBM.

>Program yang dimiliki oleh Linux lebih cocok untuk dunia pendidikan. Apalagi
dengan adanya beberapa Linux yang didedikasikan untuk dunia pendidikan, seperti
Ubuntu dengan Edubuntunya, hal ini menambah kekuatan Linux sebagai perangkat lunak
yang cocok diterapkan di dunia pendidikan.

>Meskipun penggunaan Linux agak sulit dibandingkan sistem operasi komersial seperti
Microsoft Windows, namun hal ini diharapkan mampu membentuk mental pelajar
Indonesia agar mau selalu mencoba dan mencoba. Lebih dari itu, siswa diharapkan
bermental selalu mencari, menemukan hal baru, dan mengembangkannya. Hal ini tentu
sejalan dengan misi dunia pendidikan Indonesia yang ingin membentuk manusia
Indonesia yang kreatif dan inovatif.

>Dengan mental mencari, menemukan hal baru, dan mengembangkannya, kemampuan siswa
di bidang komputer, khususnya siswa SMP dan SMA, bisa meningkat. Bahkan tidak
menutup kemungkinan setara dengan lulusan perguruan tinggi untuk hal penguasaan
bahasa pemrograman tertentu. Hal ini secara tidak langsung berdampak kepada
meningkatnya kualitas sumber daya manusia Indonesia di bidang teknologi informasi.

>Sudah seharusnya dunia pendidikan dasar Indonesia mulai melirik OSS sebagai
perangkat dalam bahan pembelajaran komputer, khususnya teknologi informasi. Tugas
ini bukanlah tugas yang harus dipikul oleh pihak dari instansi pendidikan semata.
Insan-instan TI tanah air pun sudah seharusnya mulai ikut aktif membantu
menggalakan penggunaan OSS di lingkungan pendidikan di Indonesia.Dengan strategi
yang tepat dan kerjasama yang baik, semoga dunia pendidikan Indonesia,khususnya
pendidikan di bidang teknologi informasi, menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Sudah saatnya dunia pendidikan khususnya disekolah-menggunakan OSS sebagai perangkat dalam bahan pembelajaran komputer, khususnya teknologi informasi. Hal ini memang berat sekali bagi pihak dari instansi pendidikan khususnya disekolah-sekolah. Bangsa Indonesia pun sudah seharusnya mulai ikut aktif membantu menggalakan penggunaan OSS di lingkungan pendidikan di Indonesia. Dengan strategi yang tepat dan kerjasama yang baik, semoga dunia pendidikan Indonesia, khususnya pendidikan di bidang teknologi informasi, menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar