> Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang berisi untuk memaparkan suatu pembahasan secara
ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti untuk
memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para
pembaca.
Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk
membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan.
Istilah karya ilmiah mengacu kepada karya tulis yang menyusun dan penyajiannya didasarkan
pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Di lihat dari panjang pendeknya atau kedalaman
uraiaan, karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan laporan penelitian. Dalam
penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian, didasarkan pada kajian ilmiah dan cara
kerja ilmiah.
Menurut Finoza dalam Alamsyah (2008 : 98), Karangan dapat diklasifikasikan menurut bobot
isinya atas 3 jenis, yaitu
1. Karangan Ilmiah
2. Karangan Semi Ilmiah atau Ilmiah Populer
3. Karangan Non Ilmiah.
> Yang tergolong ke dalam Karangan Ilmiah adalah
1. Makalah
2. Laporan
3. Skripsi
4. Tesis
> Yang tergolong karangan semi ilmiah adalah
1. Artikel
2. Editorial
3. Opini
4. Feuture
5. Reportase
> Yang tergolong dalam karangan non ilmiah adalah
1. Aanekdot
2. Opini
3. Dongeng
4. Hikayat
5. Cerpen
6. Novel
7. Roman
8. Naskah drama.
Ketiga jenis karangan tersebut memiliki karektiristik yang berbeda.
Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode
dan penggunaan bahasa.
Sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang tidak terikat pada karangan baku.
Sedangkan karangan semi ilmiah berada diantara keduanya.
Sementara itu, menurut Yamilah dan Samsoerizal (1994 : 90) memaparkan bahwa ragam karya
ilmiah terdiri atas beberapa jenis berdasarkan fungsinya. Menurut pengelompokan itu ,
dikenal ragam karya ilmiah yaitu
1. Makalah
2. Skripsi
3. Tesi
4. Disertasi.
> Ciri-Ciri Karya Ilmiah
Karangan ilmiah adalah karangan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang
dikomunikasikan melalui bahasa tulis yang formal dengan sistematis-methodis.
Karangan ilmiah bersifat sistematis dan tidak emosional. Dalam karya ilmiah disajikan
kebenaran fakta.
Ciri-ciri karya ilmiah menurut Alamsyah (2008 : 99) adalah
1) Merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif ).
Artinya, faktanya sesuai dengan yang diteliti
2) Bersifat methodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan
metode tertentu dengan langkah langkah yang teratur dan terkontrol secara tertip dan rapi
3) Tulisan ilmiah menggunakan laras ilmiah. Artinya, laras bahasa ilmiah harus baku dan
formal. Selain itu laras ilmiah harus lugas agar tidak ambigu (ganda).
> Macam-macam Karya Ilmiah
1. Artikel ilmiah
Adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat di jurnal atau buku kumpulan
artikel, ditulis dengan tatacara ilmiah, dan disesuai dengan konvensi ilmiah yang
berlaku.
Artikel dapat dipilah menjadi dua yaitu
a) Artikel hasil penelitian
b) Artikel nonpenelitian.
2. Makalah ilmiah
Adalah karya tulis yang memuat hasil pemikiran mengenai masalah, disusun secara
sistematis dan runtut, dan disertai analisis yang logis dan objektif.
Makalah dapat dibedakan menjadi dua yaitu
a) makalah teknis
b) makalah nonteknis
3. Laporan Penelitian
Adalah karya tulis yang berisi paparan proses dan hasil penelitian
> Sikap Ilmiah
Menurut pendapat Istarani (2009 : 4) Penulis atau peneliti harus memiliki tujuh sikap ilmiah
berdasarkan yaitu
a) sikap ingin tahu
b) sikap kritis
c) sikap terbuka
d) sikap objektif
e) sikap menghargai karya orang lain
f) sikap berani mempertahankan kebenaran
g) sikap menjangkau ke depan.
> Kesalahan-Kesalahan yang dapat ditemukan dalam karya ilmiah yaitu
a) Kesalahan Tulis
Biasanya para penulis kurang memperhatikan keenaran dalam karya tulis. untuk itu
disarankan para penulis agar mengatasi kesalahan tulis yaitu sebagaib berikut ini :
1. Membedakan antara bahasa “tulis” dan “lisan/obrolan”.
2. Menyadari bahwa karya tulis merupakan karya ilmiah, tentunya semuanya bersandar pada
kaidah-kaidah yang disepakati umum.
3. Menyadari dalam bahasa yang ditulis, misalnya Bahasa Inggris tentunya tidak sama
dengan Bahasa Indonesia dalam banyak hal.
Alinea Baru
Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa P&K, 1992) cara penulisan kalimat baru dan baris baru, adalah dengan
alinea baru. Baris baru tidak lazim untuk suatu kalimat yang bukan alinea baru.
Kata Depan vs Awalan
Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa P&K, 1992) cara penulisan kata depan tidak sama dengan awalan. Secara
umum penulisan kata depan terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali gabungan kata yang
sudah lazim maka dianggap sebagai satu kata.
Macam kata depan antara lain: di, ke, dan dari. Namun demikian sering kita jumpai
kesalahan tulis dalam proposal maupun laporan penelitian.
Contoh kesalahan dapat dilihat pada kata bergaris bawah yaitu berikut ini :
1. Diatas sudah disebutkan (kata bergaris bawah adalah contoh salah).
Seharusnya kata Diatas itu dipisah yaitu “Di atas”. Begitu pula untuk kata lain yang
mengikuti kata depan di yaitu: bawah, sini, sana, samping, belakang, dan lain-lain.
2. Analisis penelitian ini mengarah keparametrik. Hasilnya akan dibawa kebelakang.
Seharusnya untuk kesalahan tersebut adalah“ke parametrik dan ke belakang”. Begitu pula
untuk kata lain yang mengikuti kata depan ke yaitu: bawah, sini, sana, samping,
belakang, dan lain-lain.
Tanda Baca
Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa P&K, 1992) tanda baca yang diatur antara lain ada lima belas macam.
Kesalahan tersebut antara lain seperti berikut ini :
1. Titik (.).
Deteksi yang bisa disarankan adalah bahwa setiap kalimat diakhiri dengan titik (.).
2. Tanda titik (.), koma (,), titik koma (;), titik dua (:)
Secara umum ditulis melekat kata sebelumnya, dan terpisah dengan kata yang
mengikutinya.
b) Kesalahan Bahasa
* Bahasa Tulis dan Lisan
Contoh kesalahan tulis yang mencantumkan bahasa “lisan” dalam seperti kata bergaris
bawah berikut :
1. Sehingga penulis berkesimpulan bahwa…. Saran untuk kesalahan tersebut adalah“oleh
karena…., maka…” (= kata “sehingga” jangan di awal kalimat, dalam bahasa tulisan).
2. Dan… penulis sudah simpulkan. Saran untuk kesalahan tersebut adalah tidak di awal
kalimat, karena “dan” merupakan kata sambung.
* Kata serapan dan kata asing
Contoh kesalahan yang sering muncul dalam penulisan proposal maupun laporan penelitian
dapat dilihat pada contoh-contoh berikut ini.
Sistim juga terdiri dari beberapa aktifitas. Seharusnya kata sisitim itu diganti
dengan kata “Sistem” dan “aktivitas”.
* Kesalahan Isi
Contoh dari kesalahan tersebut antara seperti berikut ini.
1. Dalam proposal, peneliti menuliskan tinjauan pustaka terlalu panjang, dan berisi
kajian kurang relevan dengan tema penelitian. Biasanya alasan yang dikemukan oleh
pembuat kesalahan agar proposal (penelitian) kelihatan tebal.
2. Dalam laporan penelitian (biasanya bab 2), peneliti menuliskan referensi yang tidak
berhubungan dengan judul penelitian, bahkan mengaburkan judul.
Contoh kasus yaitu :
Penelitian tentang “volume perdagangan saham” dengan isi di bab 2 (landasan teori)
tentang “hipotesis pasar efisien”.
Kesalahan demikian, tercermin dari ketidak-sinkronan tema dengan referensi yang dimuat.
* Kesalahan analisis
Contoh untuk kesalahan analisis yaitu :
1. Kasus atau data non parametrik dianalisis dengan parametrik.
2. Mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain, dianalisis hanya dengan
analisis “korelasi”.
* Kesalahan Penterjemahan Hasil Analisis
Kesalahan dalam menginterpretasikan hasil analisis bisa disebabkan banyak hal, antara
lain:
a) pengalaman peneliti yang kurang
b) kesalahan alat analisis yang digunakan
c) kesalahan merumuskan hipotesis.
* Kesalahan kesimpulan
Kesalahan kesimpulan bisa disebabkan oleh kesalahan alat analisis maupun kesalahan
interpretasi hasil analisis.
Contoh kesalahan kesimpulan yang sering terlihat antara lain seperti di bawah ini.
Hipotesis penelitian diterima, yang berarti bahwa akuntan…. . Seharusnya itu adalah
“Penelitian berhasil (tidak berhasil) menolak hipotesis nol, dengan demikian hipotesis
alternatif diterima (ditolak) atas dasar sampel penelitian ini.
Yang terpenting adalah dihubungkan dengan masalah (hipotesis).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar