Sabtu, 27 Maret 2010

Metode Ilmiah

--> METODE
Definisi Metode dalam kamus besar bahasa Indonesia, Metode adalah cara yang teratur dan
terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan, dsb) atau cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan.

Menurut Peter R. Senn metode adalah suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang
mempunyai langkah-langkah sistematis. Dan metodologi merupakan suatu pengkajian dalam
mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut.

Jadi, Metode adalah suatu cara yang sistematis untuk mencapai dan mengetahui maksud atau
tujuan yang telah ditentukan yang dengannya tujuan tersebut dapat dicapai dengan mudah.

--> METODE ILMIAH
Menurut KBBI adalah metode atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.

Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan
fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan
eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi
suatu teori ilmiah.

Menurut Taqiyuddin an-Nabhani, dalam at-Tafkir: Ia menyebut metode ilmiah sama dengan
metode berpikir ilmiah.

Menurut Dictionary of Behavioral Science, Metode ilmiah adalah Tekhnik-tekhnik dan
prosedur-prosedur pengamatan dan percobaan yang menyelidiki alam yang dipergunakan oleh
ilmuawan-ilmuwan untuk mengolah fakta-fakta, data, dan penafsirannya sesuai dengan
asas-asas dan aturan-aturan tertentu.

Menurut Arturo Rosenblueth, “Metode ilmiah adalah suatu prosedur dan ukuran yang dipakai
oleh ilmuwan-ilmuwan dalam penyusunan dan pengembangan cabang pengetahuan khusus mereka”.

Menurut Penelitian, Metode ilmiah adalah suatu rangkaian aktivitas mengandung prosedur
tertentu, yakni serangkaian cara dan langkah tertib yang mewujudkan pola tetap. Rangkaian
cara dan langkah ini dalam dunia ke ilmuan disebut metode. Dan untuk menegaskan bidang ke
ilmuan itu seringkali dipakai istilah metode ilmiah (scientific method).

Jadi, Metode Ilmiah adalah proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam
usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis
tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali,
hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

--> LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH

James B. Conant memberikan rumusan metode ilmiah menjadi delapan langkah, yaitu :
a. Kenali bahwa terdapat suatu situasi yang sifatnya ”tak menentu” (unpredictable),
sehingga merupakan suatu situasi bertentangan atau kabur yang mengharuskan penyelidikan.

b. Nyatakan masalah itu dalam istilah spesifik

c. Rumuskan suatu hipotesis kerja

d. Rancang suatu metode penyelidikan yang terkendalikan dengan jalan pengamatan atau
dengan jalan percobaan ataupun kedua-duanya

e. Kumpulkan dan catat bahan pembuktian atau data ‘kasar’.

f. Alihkan data kasar ini menjadi suatu pernyataan yang mempunyai makna dan kepentingan.

g. Tibalah pada suatu penegasan yang tampak dapat dipertanggungjawabkan. Kalau penegasan
itu betul, ramalan-ramalan dapat dibuat darinya.

h. Satu padukan penegasan yang dapat dipertanggungjawabkan itu, kalau terbukti merupakan
pengetahuan baru dalam ilmu, dengan kumpulan pengetahuan yang telah mapan.

--> Kelemahan-kelemahan dari Metode Berpikir Ilmiah

Kelemahan metode ilmiah dapat kita lihat dari segi cakupan atau jangkauan dari kajiannya,
asumsi yang melandasinya, dan kesimpulannya bersifat relatif. Dengan penjelasan sebagai
berikut:

a. Metode ilmiah tidak dapat digunakan kecuali pada pengkajian objek-objek
material yang dapat di indera.

b. Metode ilmiah mengasumsikan adanya penghapusan seluruh informasi
sebelumnya tentang objek yang akan dikaji, dan mengabaikan keberadaannya,
kemudian memulai pengamatan dan percobaan atas materi.

c. Kesimpulan yang didapat ini adalah bersifat spekulatif atau tidak pasti (dugaan).


Kelemahan-kelemahan yang ada pada metode ilmiah ini juga diungkapkan dalam literatur lain. Dikatakan, bahwa “…Pertama-tama ilmu menyadari bahwa masalah yang dihadapinya adalah masalah yang bersifat konkrit yang terdapat dalam dunia fisik yang nyata. Secara ontologi, ilmu membatasi dirinya pada pengkajian yang berada pada ruang lingkup pengalaman manusia. Hal inilah yang memisahkan antara ilmu dan agama…perbedaan antara lingkup permasalahan yang dihadapinya juga menyebabkan berbedanya metode dalam
Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak termasuk ke dalam kelompok ilmu…demikian juga halnya dengan bidang sastra yang termasuk dalam memecahkan masalah tersebut. Humaniora yang jelas tidak mempergunakan metode ilmiah dalam penyusunan tubuh pengetahuaannya”.
Menurut Muhammad Abdurrahman dalam at-Tafkeer metode ilmiah adalah
“metode ilmiah tidak bisa diterapkan pada ilmu yang termasuk dalam humaniora…..”,
hal ini dikarenakan bidang-bidang yang termasuk ke dalam humaniora tidak membahas perkara-perkara fisik yang dapat diukur dan diujicobakan. Meskipun demikian, beberapa aspek pengetahuan tersebut dapat menerapkan metode ilmiah dalam pengkajiaannya, misalnya saja aspek pengajaran bahasa sastra dan metematika. Dalam hal ini masalah tersebut dapat dimasukkan ke dalam disiplin ilmu pendidikan yang mengkaji secara ilmiah berbagai aspek proses belajar-mengajar.

--> Unsur Metode Ilmiah
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:

1. Karakterisasi (observasi dan pengukuran)
2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil observasi dan
pengukuran)
3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)

--> Contoh Metode Ilmiah
Setiap langkah diilustrasikan dengan contoh dari penemuan struktur yaitu :
1. Karakterisasi
2. Hipotesis
3. Prediksi
4. Eksperimen

Keterangannya :
1. Karakterisasi
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam
proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang
dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses
penentuan (definisi) dan observasi. Observasi yang dimaksud seringkali memerlukan
pengukuran dan perhitungan yang cermat.

Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti labora
torium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi
seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan
ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu
bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil
pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk
grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan
regresi.

2. Hopotesis
Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi
tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau observasi
suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya
berupa probabilitas.

3. Eksperimen
Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan
probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa
menyalahkan suatu hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi
dari hipotesis.

4. Evaluasi dan pengulangan
Proses ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif, yaitu berulang. Pada langkah yang
manapun, seorang ilmuwan mungkin saja mengulangi langkah yang lebih awal karena
pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang menarik dapat
membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar